TERIMAKASIH KEPADA SEMUA SPONSOR YANG TELAH MEMBANTU DALAM IMPLEMENTASI ACARA DISKUSI PANEL.
LEMBAGA BAHTSUL MASAIL NAHDLATUL ULAMA (LBM NU) KOTA TASIKMALAYA adalah sebuah organisasi di bawah naungan NU yang fokus pada kegiatan diskusi ilmiah mengenai masalah-masalah keagamaan dan non keagamaan yang berkaitan dengan keagamaan. Lembaga ini didesain untuk menampung kaum intelektual NU untuk menanggapi masalah-masalah dan membuat fatwa bagi muslimin muslimat atas masalah yang muncul dan membutuhkan pemecahan dari para Ulama.
NU
Kamis, 27 Juni 2013
Rapat LBM NU
Senin, 10 Juni 2013 di Mesjid Balekota Tasikmalaya, Pengurus LBM NU melakukan rapat koordinasi terkait pelaksanaan Launching. rapat ini diketuai oleh ketua pelaksana guna mendengarkan hasil pekerjaan tiap-tiap divisi
Semua Pengurus bersepakat untuk memundurkan acara dari rencana semula menjadi tanggal 1 Juli 2013 dengan alasan agenda walikota....
Jadi pengurus memantapkan untuk merencanakan ulang
ad sedikit kecewa....
tapi banyak hikmahnya...Alhadulillah
Semua Pengurus bersepakat untuk memundurkan acara dari rencana semula menjadi tanggal 1 Juli 2013 dengan alasan agenda walikota....
Jadi pengurus memantapkan untuk merencanakan ulang
ad sedikit kecewa....
tapi banyak hikmahnya...Alhadulillah
Rabu, 26 Juni 2013
Audiensi dengan Walikota Tasikmalaya
Tampang Pengurus LBM NU dengan didampingi Walikota Tasikmalaya
dari kiri:
Ahmad Zaki Mubarak
Husni Mubarak
H. Acep Zoni
Drs. H. Budi Budiman (Walikota)
KH. Aef
Dudi Supriyadi
Trisnawijaya
Alfin Fuad Khoerudin
dari kiri:
Ahmad Zaki Mubarak
Husni Mubarak
H. Acep Zoni
Drs. H. Budi Budiman (Walikota)
KH. Aef
Dudi Supriyadi
Trisnawijaya
Alfin Fuad Khoerudin
Selasa, 25 Juni 2013
Khutbah Motivasi: Makna Solat Dalam Memajukan Kehidupan Ummat
Makna
Solat Dalam Memajukan Kehidupan Ummat
Oleh: Dr. Ahmad Zaki Mubarak
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى أَمَرَنَا
بِالْعَدْلِ وَالاِحْسَانِ, أَشْهَدُ أَنَّ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى
بَصَرْناَ مِنَ الْعَمَى وَهَدَانَا مِنَ الضَّلاَلِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدَ ابْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانِ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَابَعْدُ فَيَاعِبَادَالله أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَّ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ وَافْعَلُوا الْخَيْرَاتِ وَاجْتَنِبُوا السَّيِّئَاتِ لَعَلَكُمْ
تُفْلِحُوْنَ. قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ أَعُوذُ بِاللهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ اِنَ الَّذِيْنَ قَالُوا رَبُّناَ اللهُ ثُمَّ
اسْتَقَامُوا تَتَنَزَلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ اَلاَ تُخَافُوا
وَلاَتَحْزَنُوا وَابْشُرُوا بِالْجَنَّةِ اَلَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,
Marilah kita bersama-sama meningkat-kan nilai
ketaqwaan kita di hadapan Allah swt. Marilah kita saling mengingatkan dan
saling bernasehat dalam kebaikan. Siapa tahu saya yang berdiri di sini
melakukan sesuatu kealpaan, hendaknya tidak sungkan-sungkan kita saling
mengingatkan begitu juga sebaliknya. Karena yang demikian itu menghindarkan
kita dari golongan orang-orang yang merugi. Ingatlah kita bahwa banyak sekali
pintu-pintu menuju ketaqwaan, tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, zakat
dan haji saja. Sesungguhnya
kehidupan bermasyarakat ini memiliki berjuta pintu menuju ketaqwaan.
Diantaranya adalah dengan berbuat baik, berbuat santun dan berakhlaq yang
mulia, itu semua merupakan jalan menuju ketaqwaan.
Jama’ah Jum’ah yang Diberkahi Allah Swt,
Sebuah produk sejarah yang telah diwahyukan Alloh
pada bulan Rojab adalah diperintahnya solat sebagai salah satu kewajiban pokok
umat Islam. Dalam khutbah ini, khotib berupaya untuk menjawab pertanyaan, apa
arti solat dalam membangun khidupan yang lebih positif?
Solat memiliki makna yang sangat mendalam dalam
kehidupan ini. baik dilihat dari sisi kesehatan, sosial, sain, psikologi dan
lain sebagainya. Kunci solat dalam
pandangan fungsionalisme adalah solat dapat menjaga diri dari perbuatan keji
dan munkar. Sebagaimana Alloh berfirman:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا
تَصْنَعُونَ [٢٩:٤٥]
Artinya:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.(Q.S. Al Ankabut;29; 45)
Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah Swt,
Dalam membangun muslim yang maju, setidaknya ada
tiga posisi solat yang dapat dimaknai sebagai tindakan bermakna positif dalam
kemajuan. Yaitu: berdiri, rukuk dan sujud. Pertama
berdiri. Berdiri dalam solat
bermakna istiqomah, fokus dan tegak
dalam menjalankan kehidupan ini. Hidup
tidak terlepas dari masalah, karena hidup adalah sekumpulan masalah. Dengan
berdiri tegak, muslim yang maju akan menghadapi masalah dengan segala kemungkinannya.
Tidak gentar menghadapi liku-liku kehidupan yang penuh duri. Semakin terlilit
masalah semakin tegak imannya, semakin istiqomah ibadahnya, semakin fokus
meraih kesuksesannya. Kalau kita menjadi pedagang, maka tegaklah menjadi
pedagang yang baik, tidak mengurangi timbangan, tidak berbohong, tersenyum
kepada semua pelanggan dan melayani dengan sepenuh hati, bukankah kesuksesan
nabi kita di masa lalu adalah berdagang dengan jujur?. Berdagang dengan berdiri
tegak di atas kejujuran adalah untuk menunjukan profesi dagang yang mulia. Bila
kita pegawai dan memiliki kedudukan, jadilah pegawai yang taat aturan, mengabdi
untuk kebaikan ummat dan tidak melukai perasaan yang memberinya amanah.
Kedudukan yang kita peroleh adalah penyebab kita dihormati, sehingga hormatilah
mereka yang kurang beruntung, bersyukurlah kepada Alloh atas posisi yang kita
peroleh, karena mustahil bagi kita bisa membantu banyak orang tanpa kedudukan
yang tinggi. Jadikan kedudukan tinggi yang kita peroleh untuk melayani ummat
menjadi lebih baik, jadikan kekayaan yang kita punyai untuk mensejahtrakan
ummat, jadikan ilmu yang kita miliki sebagai bagian meningkatkan derajat ummat.
Bukankah hidup kita harus bermanfaat?. Hidup kita jangan hanya ada. Ada itu
hanya di absen. Ketika meninggal, tidak membekas.Tapi hidup kita harus panjang,
bukan panjang usianya, tapi panjang kebaikannya, sehingga investasi kebaikan
kita diikuti banyak orang, bermanfaat bagi ummat walaupun kita sudah tiada.
Itulah hidup yang bukan hanya ada, tetapi hidup dengan berdiri tegak, tidak
melukai, tidak berbohong, tidak mencuri, konsisten dengan kebaikannya. Bukan
hidup yang berakhir di penjara, bukan hidup dengan merintih karena susahnya
hidup, bukan hidup mengharapkan belas kasihan orang lain, tapi hidup tegak
menghadapi masalah untuk membuat lebih baik kehidupan ini sesuai dengan
kemampuan kita.
Kedua, rukuk. Rukuk adalah sebuah simbol
dimana ada keseimbangan antara dunia dan akhirat. Rukuk adalah sebuah simbol
kesederhanaan, siger tengah. Bukankan hidup yang baik itu adalah hidup yang
sederhana. Kita akan menghormati orang yang kaya tetapi sederhana, kita akan
sepakat akan menghormati orang yang tinggi kedudukannya tetapi rendah hati,
kita setuju akan menghormati orang miskin tetapi tidak merendahkan dirinya.
Manusia diciptakan sama, perbedaan fisik adalah perbedaan sementara, karena dua
puluhtahun lagi akan menua, perbedaan kedudukan adalah sementara karena dimasa
akan datang, kedudukan itu direbut orang lain. Hanya perbedaan amal lah yang
membuat kualitas hidup itu berbeda. Apapun keadaaannya kita sekarang, tidak
akan berpengaruh pada kualitas hidup di akhirat, kecuali dengan amal ibadah
kita. Hidup kita tidak sementara. Yang sementara adalah raganya, tetapi
ruhaninya masih tetap hidup dan tiada berakhir. Kualitas ruhani harusnya tidak
dipengaruhi oleh keadaan raga yang berbeda. Apapun keadaannya, kualitas ruhani
harus lebih baik. Raga adalah sebuah bingkai sebagai fasilitas memperbaiki
ruhani, sehingga ruhaninya kaya. Kaya dengan ibadah, kaya dengan menolong, kaya
dengan membaikan orang lain, kaya dengan ridho Alloh, sehingga keseimbangan
dunia dan akhirat menjadi keharusan bagi semua muslim. Muslim yang maju adalah
muslim yang bukan hanya melihat dunia sebagai tujuan utamanya, atau akhirat
sebagai tujuannya, tetapi bagaimana menyeimbangkan dunia dan akhirat sebagai
dua dunia yang sinergi saling melengkapi dan tidak mengalahkan.
Ketiga, sujud. Sujud adalah pelajaran bagi
kita agar sadar bahwa kita adalah hanya seongok daging yang tiada arti.
Kekuatan ilmu kita hanya sebatas menimbulkan egoisme, kegemerlapan harta hanya
sebagai sarana kesombongan, ketinggian kedudukan hanya membuat kita tinggi
hati. Dengan sujud, kita disadarkan bahwa tiada kekuatan kita, tiada daya kita kecuali
hanya milik Alloh. la haula wala quwwata illa
billah. Rizki kita hanya titipan. Kesehatan kita hanya sementara, ilmu kita
hanya pinjaman, usia kita hanya menunggu waktu. Dengan sujud kita telah
bersimpuh ke hadapan robb. Kita telah menyerahkan diri kita kepada Sang Kholik.
Kita telah testimoni bahwa hanya Alloh lah yang maha besar. Allohu Akbar.
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah
Setelah berdiri tegak untuk menunjukan muslim yang
maju di dunia, setelah rukuk untuk menunjukan kehidupan yang seimbang antara
dunia dan akhirat melalui sikap yang sederhana, dengan diakhiri sujud untuk
menyerahkan diri kepada Alloh. maka solat kita adalah solat yang benar-benar
sebagai fungsi memajukan kehidupan kita. Hidup di dunia dan akhirat. Semoga
solat kita senantiasa diterima di sisi Alloh dan kita diberikan kekuatan dan
hidayah untuk melengkapinya dengan ibadah-ibadah di luar solat. Amin ya robbal alamin
بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ
الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ
هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
II
اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ
رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا
بَعْدُ .فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ
اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى
وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ
وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ
وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ !
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Hikmah Ilmiah Waktu Shalat : Shalat Isya
Hikmah Ilmiah Waktu Shalat : Shalat
Isya
oleh
Acep Zoni S. Mubarak, M.Ag.
Semua makhluk hidup memerlukan
istirahat setelah melakukan aktivitas yang tak terhindarkan sepanjang hari.
Padahal semua aktivitas tersebut menggunakan jaringan sel hidup yang membuat
tubuh lelah, sehingga akan timbul kerusakan pada jaringan tersebut. Oleh
karenanya makhluk hidup perlu istirahat untuk memperbaiki kerusakan yang
dimaksud.
Banyak
diantara kita yang yang kerap bergadang bahkan tidak tidur untuk sekedar
menunaikan tugas-tugas atau mengejar deadline yang telah dijadwalkan yang
membuat istirahat terabaikan. Padahal kebiasaan mencuri waktu tidur ini pada
akirnya akan mengakibatkan kerugian fisik dan emosi. Sesungguhnya Allah SWTdengan kasih sayang-Nya
telah menciptakan irama alami yang membentuk siklus kegiatan kerja dan
istirahat untuk memperbaiki dan memulihkan tubuh secara reguler pada waktu siang dan malam.
Kemajuan
teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini mendorong kita untuk mengerjakan
sesuatu dengan porsi yang lebih banyak lagi dan cenderung melebihi takaran
sehat. Padahal dalam sebuah penemuan
ilmiah dipaparkan bahwa tubuh bekerja dengan siklus 24 jam per hari dengan
melepaskan hormon tertentu pada waktu yang tertentu sepanjang hari, dan dengan
istirahat/tidur sebelum tengah malam lebih bermanfaat daripada setelahnya. Sehingga akan mampu mengembalikan kesegaran,
harapan, dan kelegaan.
Rasulullah
Muhammad SAW menganjurkan kita agar
secara khusus menjalankan salat Isya berjamaah di masjid, Sebagaimana sabdanya: “Barangsiapa
shalat isya secara berjamaah, maka ia bagaikan shalat (malam) setengah malam,
dan barangsiapa sholat Subuh secara berjamaah maka ia bagaikan shalat (malam)
semalam penuh.” (HR.Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).
Dalam hadits
lain disebutkan “Sholat terberat bagi orang munafik adalah sholat Isya dan
sholat Subuh. Kalau mereka tahu pahala yang disiapkan pada sholat itu, maka
mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak. Sungguh, aku benar-benar
hendak memerintahkan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi bersama
beberapa orang yang membawa seikat kayu bakar kepada suatu kaum yang tidak
hadir sholat berjamaah, lalu aku membakar rumah-rumah mereka.”
(HR.Bukhari-Muslim).
Alangkah
baiknya menunaikan sahalat Isya menjelang tidur, sebagaimana dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan dari Abu Barzah
RA : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur
sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mayoritas
hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab
itu At-Tirmidzi mengatakan: “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya
tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’
lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan :
“Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur
sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”
Menurut
pandangan ilmiah pada saat Isya (sesudah waktu magrib sampai Shubuh) dimulailah
penurunan kerja organ internal yang telah digunakan untuk aktivitas
sehari-hari. Tubuh memasuki waktu istirahat. Waktu ini juga disebut waktu
relaksasi, pengenduran dan penormalan organ, jaringan otot, sistem saraf, dan
lain sebagainya. Gerakan-gerakan shalat mendukung kerja perikardium yang
membuang kelebihan energi dan jantung. Dengan dilepaskannya kelebihan energi
secara alamiah, terciptalah stabilitas tingkat energi jantung sehingga proses
istirahat tubuh menjadi sempurna. (http://kesehatan.kompasiana.com).
Bahkan dalam Ensiklopedi
Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur’an dan Sunah, dipaparkan bahwa waktu
shalat Isya sebagai terminal akhir perjalanan hari. Pada waktu ini, kondisi
tubuh mengalami perubahan dari keinginan bergerak aktif menjadi keinginan
beristirahat total. Zat melatonin keluar dari dalam tubuh seiring hari yang
menjadi semakin gelap. Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mengakhirkan
shalat isya hingga gelap. Sebagaimana dalam Musnad karya Imam Ahmad
terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal RA, Rasulullah SAW bersabda: “Akhirkanlah
shalat ini hingga gelap. Sesungguhnya, kalian telah dianugerahi keutamaan atas
umat-umat lain yang belum satu pun umat sebelum kalian melakukannya.”
Waktu shalat
isya merupakan perpindahan dari waktu penuh kesibukan ke waktu istirahat, dan merupakan
kebalikan dari shalat subuh. Waktu ini merupakan terminal tetap untuk
perpindahan tubuh dari hegemoni nervous sistem yang tenang ke hegemoni sistem
yang tidak tenang. Oleh karena itu, mungkin ini yang menjadi rahasia
disunnahkannya mengakhirkan shalat isya sampai sesaat menjelang tidur.
Wallahu a’lam.
Khutbah Motivasi: Kebahagiaan
Khutbah Jumat: Kebahagiaan
oleh
Dr. Ahmad Zaki M.
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة
الله وبركاته
·
الحمدلله الذي ألّف بين قلوبنافأصبحا بنعمته إخوانا.الحمدلله الذي ارسل رسوله
بالهدى ودين الحق ليظهره علىالدين كله ولوكره المشركون.
·
أشهد ان لاإله إلاالله وحده لاشريك له واشهد أنّ سيّدنا ونبيّنا محمداعبده
ورسوله,لانبي بعده.
·
اللهم ّصلّ علي محمّدوعلى اله واصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. اما بعد
فيا عبادالله ا تقوا
الله حق تقاته ولاتموتن الا وانتم مسلمون
قال الله تعالي في
كتابه الكريم اعوذ بالله من الشيطانالرجيم واذن في الناس بالحج ياتوك رجالا
وعلي كل ضامر ياتين من كل فج عميق صدق الله العظيم
Ma’asyiral
Muslimin Jama’ah Shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT.
Siang
ini kita berkumpul ditempat ini untuk mengagungkan dan memuliakan nama Allah.
Marilah kita mulai pagi ini dengan mengungkapkan syukur kita kehadhirat Allah
SWT. Dimana setiap hari anugerah dan nikmat-Nya turun kepada kita, setiap saat
itu pula kedua Malaikat-Nya Rakiib dan ‘Atiid mengantarkan daftar catatan baik
dan buruk kita kepada-Nya, demikian pula setiap detik perlindungan dan
pemeliharaan-Nya mengayomi kita, maka di hari ini kita menuju tempat Shalat Jumat
untuk bersimpuh di hadapan kebesaran-Nya, memuji mengagungkan serta mensyukuri
segala nikmat-Nya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, makhluk terpuji dan terbaik yang telah menyelesaikan tugasnya
membawa keagungan Nama Allah SWT di muka bumi dan membawa agama Islam sebagai
rahmat bagi semesta alam..
Dari mimbar ini khatib berwasiat untuk diri khatib pada khususnya dan kepada
seluruh Jama’ah Shalat Jumat untuk selalu meningkatkan kualitas taqwa kita
kepada Allah SWT.
Ma’asyiral
Muslimin Wal Muslimaat Jama’ah Shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT.
Ketika satu minggu kita telah berkorban dengan apa yang kita punya dalam moment
yang sangat membahagiakan di idul adha, maka tibalah saatnya kita memetik apa
yang kita harapkan dari pengorbanan kita. Ada banyak yang bisa kita kurbankan,
bukan hanya hewan kurban yang secara simbolik kita potong lehernya sehingga
segala sifat kehewanan yang ada dalam tubuh masing-masing pribadi muslim luntur
dan tiada bekasnya, tetapi kita berkurban tenaga demi pendidikan anak-anak,
berkurban waktu untuk memenuhi panggilan salat ke mesjid, berkurban untuk
mengeluarkan rizki untuk berbagi bagi mereka yang sangat membutuhkan, atau
berkurban untuk hanya merekahkan senyum agar saudara kita bahagia, semua adalah
bentuk kurban yang bisa kita lakukan. Dengan demikian, marilah kita sambut
hasil pengurbanan kita, yakni meraih kebahagiaan. Apa yang didapat Nabi Ibrahim
setelah berkurban, yakni beliau mendapatkan kebahagiaan. Anak yang soleh tidak
jadi disembelih, Alloh mengirim gelah Kholilulloh dan Keluarga menjadi sangat
bahagia. Jadi sejatinya, hasil dari kurban kita satu minggu yang lalu adalah
kebahagiaan. Pada khutbah kali ini, khotib akan membawakan judul “kebahagiaan”.
Jamaah
Jumat rohimakumulloh
Pertanyaan
kita pada diri kita adalah, bagaimana kita mendapatkan kebahagiaan, dan kapan
kita akan mendapatkan kebahagiaan. Pertnyaan ini membatasi kita dalam
menggapai kebahagiaan, padahal Kita harus garis bawahi, bahwa kebahagiaan
adalah hak kita, dan tidak ada pengecualiaannya.
Dimanakah
kebahagiaan itu berada? Apakah di kafe?apakah di pasar? Apakah dirumah? Di
bioskop atau di mesjid?
Apa
yang membuat kita bahagia, apakah mencapai sesuatu yang diinginkan?apakah kita
merasa bermanfaat bagi orang lain? Atau berbahagia manakala membuat orang lain
bahagia? Banyak orang di tanya bagaimana mendapatkan bahagia selalu disertai
dengan syarat. Ada uang baru berbahagia, dapat gelar baru berbahagia, dapat
jabatan baru berbahagia, dipuji orang baru berbahagia. Jadi kalau begitu,
mayoritas orang berbahagia jika ada syaratnya, dan syarat itu dibuat oleh
hatinya. Dengan demikian, banyak orang yang tidak berbahagia karena telah
membesarkan syarat kebahagiaan dan telah mengecilkan peluang kebahagiaan dalam
hatinya. Kemampuan untuk menjadi bahagia itu ada dalam diri kita, bukan
syarat-syarat yang besar itu yang justru muncul dari luar diri kita. Kesadaran
berbahagia akan muncul manakala kita ingin membahagiakan orang lain, karena
banyak yang kita miliki menjadi keinginan dimiliki orang lain. Maka bantulah
diri kita untuk mensyukuri apa yang telah ada dalam diri kita, lalu berbagilah
dengan orang lain agar mereka bahagia, dan tentunya yakinkan bahwa dengan
demikian kita berbahagia dan peka untuk menjadi bahagia. Dan apakah dengan
itulah kurban dapat bermakna? Ya, karena makna kurban adalah berbagi untuk
menggapai kebahagiaan. Bukan yang lain.
Apabila
kita telah mensyaratkan kebahagaan itu dengan waktu, kita bisa bahagia manakala
telah menikah, manakala telah kaya, manakala telah hilang kesedihan, manakala,
manakala dan manakala, maka kita
telah menunggu kebahagiaan itu. Padahal kebahagiaan itu tidak usah ditunggu,
dia sudah menunggu kita, asal kita mau bahagia. Ketika kita sedih, janganlah
buat hati kita sedih, karena sedih adalah proses dimana kebahagiaan itu akan
datang. Tidak ada bahagia kalau tanpa sedih, jadi kenapa kita biarkan diri kita
sedih padahal setelah sedih pasti ada kebahagiaan. Kenap kita tidak
menyegerakan kebahagiaan setelah sedih itu tiba. Ketika kita miskin, kenapa kita tidak berbahagia saat
miskin. Bukankah kemiskinan adalah jalan untuk menjadi orang kaya. Banyak bukti
bahwa anak orang miskin menjadi lebih kaya dari anak orang kaya. Bukankah
semangat orang miskin lebih besar dari orang kaya, bukankah ketahanan tubuh
orang miskin lebih baik dari orang kaya. Maka berbahagialah sekarang, jangan
tunda kebahagiaan itu, agar kita senantiasa berbahagia, tanpa menunggu waktu
yang kita syaratkan.
Jadi
jelaslah, kebahagiaan itu adalah dalam hati. Rosululloh bersabda: ala inna fil jasad mudgoh, ida soluhat,
soluhat kulluh, waida fasadat, fasadat kulluh. Ingatlah dalam jasad itu ada
segumpal darah yang namanya hati. Jika hatinya sehat atau bahagia maka sehatlah
atau bahagialah semuanya, jika rusak maka rusaklah semuanya. Dengan
demikian perlu kiranya kita menaruh hati kita dengan benar. Apabila kita taruh
hati kita dekat dengan keburukan, maka keburukan akan menyelimuti hati kita.
Apabila hati kita simpan dekat dengan kebaikan maka kebaikan jualah yang
mengisinya. Para ulama telah sepakat bahwa obat hati itu adalah ing kang soleh. Berkumpulah dengan orang
soleh. Bukan berkumpul dengan orang yang mengajak kemaksiatan, agar hati kita
tetap tejaga untuk mendapat kebahagiaan. Karena hati kita memiliki alarm.
Manakala kita berbuat salah, maka otomatis hati kita akan berbunyi. Manakala kita
mau berbuat dosa, maka hati kita berbunyi, jadi bagaimana hati kita akan
bahagia, manakala hati tidak damai dan berdenting trus karena keburukan. Hati
akan tenang kalau senantiasa diisi dengan kebaikan, karena tidak ada kebaikan
diluar kebaikan. Semoga hati kita senantiasa dijaga oleh Alloh menjadi hati
yang bersih, lurus dan berbahagia. Amin Ya robbal Alamin.
بارك الله لي و لكم في
القران العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات و ذكر الحكيم اقول قولي هذا و
استغفر الله العظيم لي ولكم ولسائرالمسلمين والمسلمات فاستغفروه إنّه
هوالغفورالرحيم
الخطبة
الثانية لعيد الاضحي
الحمد لله الذى
اعادالأعيادوكرّر.احمده سبحانه ان خلق وصوّر.
وأشهدا ن لاإله إلاالله
وحده لا شريك له,شهادة يثقل بهاالميزان في المحشر,واشهد ان محمدارسول الله المبعوث
الى الأسودوالأحمر.
اللهمّ فصلّ وسلّم على
سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه الفائزين بالشرف الأفخر(امابعد)
فياعبادالله اتقواالله
فيما امر.وانتهواعمّانهىالله عنه وحذّ ر.
واعلموا أنّ الله تعالى
صلّى على نبيّه قديما.
فقال تعالى:إنّ الله
وملائكته يصلّون على النبيّ يا أيّها الذين امنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما.
اللهمّ صلّ وسلّم على
سيّدنامحمّد خير الخلق صاحب الوجه الأنوار.
وارض الّلهمّ عن كل
ّالصحابة أجمعين.وعن التّابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الّدين.
· الّلهمّ اغفر للمؤمنين
والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الاحياء منهم و الا موات انك قريب مجيب الدعوات
· اللهم استر عيوبنا
واكفنا ما اهمنا وقنا شر ما نتخوف ووفقنا ما نوينا من حوائج الدنيا والاخرة
· ربّنا هب لنا ن ازواجا
وذرّيّاتنا قرّة اعين واجعلنا للمتقين إماما
· ربنا ا تنا فىالد
نياحسنة وفىالأخرة حسنة وقنا عذاب النّار والحمد لله ربّ العالمين
Langganan:
Postingan (Atom)