Hikmah Ilmiah Waktu Shalat : Shalat
Isya
oleh
Acep Zoni S. Mubarak, M.Ag.
Semua makhluk hidup memerlukan
istirahat setelah melakukan aktivitas yang tak terhindarkan sepanjang hari.
Padahal semua aktivitas tersebut menggunakan jaringan sel hidup yang membuat
tubuh lelah, sehingga akan timbul kerusakan pada jaringan tersebut. Oleh
karenanya makhluk hidup perlu istirahat untuk memperbaiki kerusakan yang
dimaksud.
Banyak
diantara kita yang yang kerap bergadang bahkan tidak tidur untuk sekedar
menunaikan tugas-tugas atau mengejar deadline yang telah dijadwalkan yang
membuat istirahat terabaikan. Padahal kebiasaan mencuri waktu tidur ini pada
akirnya akan mengakibatkan kerugian fisik dan emosi. Sesungguhnya Allah SWTdengan kasih sayang-Nya
telah menciptakan irama alami yang membentuk siklus kegiatan kerja dan
istirahat untuk memperbaiki dan memulihkan tubuh secara reguler pada waktu siang dan malam.
Kemajuan
teknologi yang berkembang dengan pesat saat ini mendorong kita untuk mengerjakan
sesuatu dengan porsi yang lebih banyak lagi dan cenderung melebihi takaran
sehat. Padahal dalam sebuah penemuan
ilmiah dipaparkan bahwa tubuh bekerja dengan siklus 24 jam per hari dengan
melepaskan hormon tertentu pada waktu yang tertentu sepanjang hari, dan dengan
istirahat/tidur sebelum tengah malam lebih bermanfaat daripada setelahnya. Sehingga akan mampu mengembalikan kesegaran,
harapan, dan kelegaan.
Rasulullah
Muhammad SAW menganjurkan kita agar
secara khusus menjalankan salat Isya berjamaah di masjid, Sebagaimana sabdanya: “Barangsiapa
shalat isya secara berjamaah, maka ia bagaikan shalat (malam) setengah malam,
dan barangsiapa sholat Subuh secara berjamaah maka ia bagaikan shalat (malam)
semalam penuh.” (HR.Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi).
Dalam hadits
lain disebutkan “Sholat terberat bagi orang munafik adalah sholat Isya dan
sholat Subuh. Kalau mereka tahu pahala yang disiapkan pada sholat itu, maka
mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak. Sungguh, aku benar-benar
hendak memerintahkan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi bersama
beberapa orang yang membawa seikat kayu bakar kepada suatu kaum yang tidak
hadir sholat berjamaah, lalu aku membakar rumah-rumah mereka.”
(HR.Bukhari-Muslim).
Alangkah
baiknya menunaikan sahalat Isya menjelang tidur, sebagaimana dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan dari Abu Barzah
RA : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur
sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mayoritas
hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab
itu At-Tirmidzi mengatakan: “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya
tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’
lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan :
“Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur
sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”
Menurut
pandangan ilmiah pada saat Isya (sesudah waktu magrib sampai Shubuh) dimulailah
penurunan kerja organ internal yang telah digunakan untuk aktivitas
sehari-hari. Tubuh memasuki waktu istirahat. Waktu ini juga disebut waktu
relaksasi, pengenduran dan penormalan organ, jaringan otot, sistem saraf, dan
lain sebagainya. Gerakan-gerakan shalat mendukung kerja perikardium yang
membuang kelebihan energi dan jantung. Dengan dilepaskannya kelebihan energi
secara alamiah, terciptalah stabilitas tingkat energi jantung sehingga proses
istirahat tubuh menjadi sempurna. (http://kesehatan.kompasiana.com).
Bahkan dalam Ensiklopedi
Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur’an dan Sunah, dipaparkan bahwa waktu
shalat Isya sebagai terminal akhir perjalanan hari. Pada waktu ini, kondisi
tubuh mengalami perubahan dari keinginan bergerak aktif menjadi keinginan
beristirahat total. Zat melatonin keluar dari dalam tubuh seiring hari yang
menjadi semakin gelap. Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mengakhirkan
shalat isya hingga gelap. Sebagaimana dalam Musnad karya Imam Ahmad
terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal RA, Rasulullah SAW bersabda: “Akhirkanlah
shalat ini hingga gelap. Sesungguhnya, kalian telah dianugerahi keutamaan atas
umat-umat lain yang belum satu pun umat sebelum kalian melakukannya.”
Waktu shalat
isya merupakan perpindahan dari waktu penuh kesibukan ke waktu istirahat, dan merupakan
kebalikan dari shalat subuh. Waktu ini merupakan terminal tetap untuk
perpindahan tubuh dari hegemoni nervous sistem yang tenang ke hegemoni sistem
yang tidak tenang. Oleh karena itu, mungkin ini yang menjadi rahasia
disunnahkannya mengakhirkan shalat isya sampai sesaat menjelang tidur.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila Anda tidak setuju atau memiliki saran, silahkan isi komentar di bawah ini: