Bagi para dermawan, Kami meminta bantuan pendanaan untuk acara launching.
di bawah ini disampaikan proposal:
dan lain sebagainya. Begitupun saat ini, agama
masih memiliki pengaruh kuat dalam bernegara, sampai-sampai partai politik pun
banyak yang menggunakan agama sebagai dasar perjuangannya. Sampai saat ini,
agama masih menjadi “tulang punggung” bagi sebagian partai sebagai pendekatan
kepada konstituennya walaupun
Lembaga Bahtsul
Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Kota Tasikmalaya
bermaksud untuk menghidupkan kembali tradisi NU dalam bahsul masail melalui launching LBM NU dengan menggunakan Diskusi
Panel sebagai instrumen awal untuk memulai bahsul Masa’il.
di bawah ini disampaikan proposal:
Project Proposal
Launching
Lembaga Bahtsul Masail NU
Diskusi Panel
“Berpolitik atas Nama Agama: Antara Harus Memilih
dan Golput”
v Walikota Tasikmalaya
v Kemenag Kota Tasikmalaya
v Akademisi dari LIPI Jakarta
v Kyai
v Pegiat Golput
panitia pelaksana launching LBM NU
LEMBAGA BAHTSUL
MASAIL (LBM) NAHDLATUL ULAMA KOTA TASIKMALAYA
Alamat:
Kantor PCNU, Jl. Dr Sukarjo Tasikmalaya
Project Proposal
DISKUSI PANEL RELASI AGAMA DAN
POLITIK
Berpolitik
atas Nama Agama:
Antara Harus
Memilih dan Golput
LEMBAGA BAHTSUL
MASAIL (LBM) NAHDLATUL ULAMA KOTA TASIKMALAYA
Alamat: Kantor PCNU, Jl. Dr Sukarjo Tasikmalaya
PROFIL KEGIATAN
A.
Latar Belakang
Demokrasi
Indonesia telah melahirkan hingar bingar politik yang luar biasa berpengaruh
pada sendi-sendi kehidupan bernegara. Setiap hari sepanjang tahun diberitakan
berbagai isu-isu kehidupan dengan bumbu politik didalamnya. Agama (baca: Islam)
adalah salah satu instrumen yang paling seksi dalam mengaitkan politik dan segala
kepentingannya dengan isu-isu sentral dalam bernegara.
Relasi
agama dan politik sudah berlangsung sejak lahirnya negara ini. Bukti agama
menjadi bagian penting sejarah dari perpolitikan Indonesia dapat dilihat dari
perangkat negara berbasis agama seperti pancasila sila pertama, Mukadimah UUD
45 alinea pertama, lahirnya Departemen Agama,
|
azasnya
bukan agama. Lihat saja berbagai baliho yang tersebar di sepanjang jalan.
Dominasi warna hijau untuk menunjukan partai agama (Islam), latar belakang kyai
atau tokoh agama dibelakang seorang politisi, simbol-simbol agama dapat dengan
jelas ditunjukan seperti penggunaan gambar mesjid, berpeci, bersorban, atau bahkan berkerudung meski pada
kesehariannya tidak. Secara teoritis ini dinamanakan politik identitas.
Tidak
ada yang salah dalam politik identitas. Semua orang berhak berpolitik dan semua
politisi memiliki identitas. Namun demikian, dilihat dari sisi tingkatan maqom, agama jelas lebih tinggi
derajatnya dari politik. Agama memiliki dua cakupan luas sebagai kajiannya;
dunia dan akhirat, sedangkan politik lebih sempit dari sekedar dunia an sich; urusan bernegara. Ketika
politik menggunakan instrumen agama sebagai pendekatannya, ada penurunan
derajat yang sangat tragis. Disebut tragis karena memang memasukan agama yang
lebih tinggi derajatnya kedalam kepentingan yang sempit (politik). Politisasi Islam bukanlah solusi untuk
menunjukan agungnya Islam sebagai agama. Apa yang terjadi apabila politik
berbasis pendekatan agama tidak memiliki simpati dari masyarakat atau melakukan
hal-hal yang tidak disukai masyarakat? Agama akan menjadi korban dari ketidak
patutan penganutnya. Hasil penelitian akhir tahun 2012 dengan menggunakan
survei mengatakan bahwa partai islam dan tokoh islam tidak akan laku di
perhelatan pemilu 2014. Siapa yang korban? Islam bukan?.
Kita
tidak bisa mengesampingkan peran politik dalam perkembangan agama di Indonesia.
Sejarah dunia Islam telah menunjukan bahwa Islam bisa jaya pada masa golden age adalah karena islamisasi
politik (bukan politisasi islam). Pun demikian dengan Indonesia, dengan
diberikan ruang agama yang besar di dalam negara, agama memiliki posisi
strategis dalam menentukan arah kemajuan bangsa ini. Bahkan untuk kasus
tertentu, kemajuan agama (Islam) ditentukan oleh sejauh mana perjuangan
politisi memperjuangkan agama sebagai basis perjuangannya. Agama bisa tegak
karena diperjuangkan oleh para politisi yang memperjuangkan peran dan fungsi
agama yang lebih baik dalam negara. Apabila tidak, kita mungkin akan terperosok
menjadi negara sekuler yang menganggap agama hanya sebagai urusan pribadi dan
tidak boleh masuk ke ranah publik.
Dua
perspektif yang berbeda dalam menyikapi relasi politik dan agama di atas
menghasilkan dua pilihan politik masyarakat. Pertama masyarkat yang tetap memberikan suara politiknya dalam
pemilu walaupun kategori masyarkatnya bermacam. Ada (1) karena logis untuk
memilih, (2) karena hubungan tertentu (3) karena tekanan tertentu, (4) karena money politics, (5) atau karena ketidak
mengertian akan politik itu sendiri. Kedua
masyarakat yang tidak memilih atau kita kenal golongan putih (golput).
Golput adalah sebuah pilihan dan harus dihormati. Kendati demikian ada beberapa
kategori golput; (1) karena logis untuk golput, (2) karena tidak ada waktu
untuk memilih dengan segala alasannya, (3) apatis terhadap politik karena
dianggap bukan sebuah solusi dalam kehidupan dirinya, (4) karena ada faktor-faktor
yang membuat benci kepada partai
politik.
Memilih
ataupun golput adalah penomena yang muncul dalam pemilu(kada) baru-baru ini.
fakta membuktikan, apabila dalam pemilihan gubernur Jabar diperhatikan, maka
jumlah suara golput akan mengalahkan jumlah suara gubernur terpilih. Begitupun
pemilu(kada) lainnya, golput adalah sebuah pilihan yang “aman” bagi para
pemilih atas keprihatinan, kekecewaan dan kegalauan mereka. Siapa yang
bertanggung jawab atas kegolputan mereka? Apakah negara dan politisi belum bisa
menjawab kekecewaan pemilih? Atau karena pemilih sudah terlalu kecewa atas
prilaku-prilaku politisi yang tidak sesuai dengan kaidah kehidupan beragama
walaupun mereka berpolitik atas nama agama?
Pertanyaan
diatas perlu dijawab dengan beberapa kajian mendalam, baik oleh praktisi
politik, akademisi di bidangnya, pemerhati politik dan sosial, para kyai yang
memiliki pandangan berbeda atas politik dan masyarakat sebagai pemiliki suara
politik. Diharapkan dalam diskusi panel ini, ada perubahan sikap masyarkat dalam
berprilaku politik, terutama menyikapi politik yang telah menggunakan
pendekatan agama sebagai instrumen penting dalam berpolitik. Masyarakat perlu
jawaban apakah berpolitik atas nama agama boleh? Dan ketika golput, apa
hukumnya dilihat dari sisi hukum islam?
B. Tema Kegiatan
|
Tema dalam
diskusi panel adalah: “Berpolitik Atas Nama Agama: Antara Harus
Memilih dan Golput”
C. Waktu dan Tempat Kegiatan
Diskusi
panel dalam rangka launching LBM NU ini akan diselenggarakan pada:
Hari/tanggal : Ahad, 16 Juni 2013
Waktu : 07.30 – selesai
Tempat
: Gedung Pendopo
Tasikmalaya, Jl Wiratanuningrat
No 1. Kota
Tasikmalaya
D. Acara Kegiatan
Acara
kegiatan akan diisi oleh tiga kegiatan pokok, yaitu: (1) sosialisai LBM NU, (2)
Diskusi Panel, (3) Sosialisasi program LBM NU pasca launching. Secara lebih
jelas Susunan Acaranya adalah sebagai berikut:
Waktu
|
Kegiatan
|
Penanggung
Jawab
|
07.30
|
Registrasi Peserta
|
Sie Tamu
|
08.00
|
Acara Pembuka
Visualisasi Perjalanan NU
Hiburan Tampilan Grup Marawis
|
Sie Acara
|
09.00
|
Pembukaan Acara oleh Wali kota
Tasikmalaya
|
Sie Acara
|
09.30
|
Sosialisai LBM NU:
1. Tugas dan
Fungsi LBM NU
2. Struktur
Kepengurusan LBM NU
3. Metodologi
Istimbath Hukum dalam LBM NU
4. Kepesertaan
Kegiatan LBM NU
5. Publikasi
Hasil LBM NU
6. Launching
WEB resmi LBM NU
|
Pengurus LBM NU Kota Tasikmalaya
|
10.00
10.15
10.45
11.15
11.45
12.15
|
Diskusi Panel:
“Berpolitik atas Nama Agama: Antara
Harus Memilih dan Golput”
1. Walikota
Tasikmalaya: “Berpolitik atas nama
Agama dan Golput dalam perspektif pemerintah”
2.
Kapolresta: “Relasi
Agama dan Politik: sebuah perumusan hukum positif”
3. Akademisi
LIPI: “Berpolitik atas Nama Agama dan
Golput: tinjauan Teoritis dan Praktis”
4. Kyai NU : “Pandangan Kyai dalam berpolitik dan
Golput”
5. Pegiat
Golput dan Pengamat Sosial: “Golput adalah Sebuah Pilihan Paling Aman:
Landasan Teoritis dan Empiris”
6. Focus Group
Discussion
|
Moderator
Walikota Tasikmalaya
(Keynote
Speaker)
Kapolresta Tasikmalaya
Amin Muzakir (LIPI Jakarta)
beberapa Kyai yang sudah
dipersiapkan
Pegiat Golput
Moderator
|
12.45
|
Sosialisasi Program LBM selanjutnya
1. Masalah yang
akan dibahas pada pertemuan Bahsul Masa’il Selanjutnya
2. Perumusan
tempat dan waktu LBM Selanjutnya
|
Sie Acara
|
13.00
|
Tutup:
1. Ramah tamah
2. Informasi
tambahan untuk peserta Bahsul Masail selanjutnya
|
Sie Acara
|
E. Peserta
Launching
LBM NU Kota Tasikmalaya akan dihadiri oleh:
- Lembaga Internal NU:
(1) Pengurus
Syuriah NU
(2) Pengurus
Tanfidiyah NU
(3) Pengurus
Lembaga di Bawah NU
(4) Pengurus
Badan Otonom yang berafiliasi Ke NU
- Pesantren-Pesantren yang ada di Kota Tasikmalaya baik yang berafiliasi ke NU ataupun tidak
- Perguruan Tinggi
- Partai Politik
- Organisasi Massa Keagamaan dan Lainnya
- Masyarakat Umum
Estimasi
jumlah yang akan hadir kurang lebih 1000 orang
F. Panitia
Kepanitiaan
dibentuk oleh LBM NU Kota Tasikmalaya dengan rincian sebagai berikut:
Penasihat
|
Walikota Tasikmalaya
Ketua Syuriah NU Kota Tasikmalaya
|
Pelindung
|
Ketua Tanfidiyah NU Kota Tasikmalaya
Ketua LBM NU (ex officio)
|
Ketua Pelaksana
|
Dr. Ahmad Zaki Mubarak
|
Sekretaris
|
Agus Abdullah, S.Ag., M.SI
|
Bendahara
|
Ahmad Buhaeti, S.Ag., M.SI
|
Sie Acara
|
Ahmad Subqi Lc.
Alfin, M.SI
Wildan Mahmudin, S.PdI, M.Pd.
|
Sie Dana dan Tamu
|
KH. Husni Mubarak
KH. Danial
Trisnawijaya, SEI, M.Esy.
|
Sie Pubdekdoklog dan Konsumsi
|
Rosikin, S.Ag., M.SI
Dodi Supriyadi, S.Ag.
Yadi Mulyadi S.Kom
|
G.
Dana
Rencana
pengeluaran biaya dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
Jumlah
|
Total
|
1
|
Kesekretariatan
|
Rp.
1000.000
|
Rp.
1000.000
|
2
|
Acara
Pemateri
dan Moderator X 7 orang
Hiburan
|
RP.
1.000.000
Rp.
1.000.000
|
Rp.
7.000.000
Rp.
1000.000
|
No
|
Kegiatan
|
Jumlah
|
Total
|
3
|
Pubdekdoklog
Gedung
Dokumentasi
dan transportasi
|
Rp.
1000.000
Rp. 500.000
|
Rp.
1000.000
Rp. 500.000
|
4
|
Konsumsi
1000
orang
|
Rp.
10.000
|
Rp.
10.000.000
|
Total
Estimasi Pengeluaran
|
Rp. 20.500.000
|
H. Kerjasama Kegiatan
Kami
menerima kerjasama yang tidak mengikat dengan berbagai pihak yang concern terhadap perkembangan sosial
keagamaan, politik dan kenegaraan. Bantuan berupa materi, dan sumbangsih
pemikiran dan tenaga akan kami apresiasi dalam bentuk sesuai dengan perjanjian.
Bagi pihak yang mau bekerjasama bisa menghubungi langsung ke contact person 081 2244 9316 (ketua LBM
NU) atau 085 223 777 150 (ketua pelaksana)
I.
Penutup
Demikian
project proposal ini dibuat, semoga semua pihak memahami akan maksud dari isi
proposal ini. untuk melancarkan acara ini, Kami mengharapkan berbagai bantuan
dari berbagai pihak untuk memberikan dukungan serta partisipasi dalam acara
tersebut sebagai bentuk kepedualian kita dalam membahas isu-isu aktual yang
terjadi di masyarkat. Akhir kata, dengan mengharap ridho Alloh swt, Kami mengucapkan terimakasih atas
segala yang akan diberikan.
Tasikmalaya,
18 Mei 2013
Ketua LBM NU
Kota
Tasikmalaya,
H. Acep Zoni S. Mubarok, M.Ag.
|
|
Ketua
Pelaksana
Launching
LBM NU
Dr. Ahmad Zaki Mubarak
|
|||
|
Diketahui
Oleh,
Ketua
Tanfidiyah NU Kota Tasikmalaya
Drs. KH. Didi Hudaya Buchori
|
|
|||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila Anda tidak setuju atau memiliki saran, silahkan isi komentar di bawah ini: